SEMARANG - Komunitas Sahabat Babinsa (KSB), motori gerakan Bansos dan gotong-royong bersih-bersih Rumah Ibadah. Pada hari Jum'at (03/06/2022), pukul 08.30 Wib bertempat di Dusun Kebonsari, Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Melaksanakan agenda rutin seminggu sekali di hari Jum'at. Kegiatan Baksos KSB part 84 yang dilaksanakan dengan sasaran utaman bantu bersih-bersih Rumah Ibadah serta Pembangunan Musolla di RT.05/ RW.03 Dusun Kebonsari.
"Gotong-royong merupakan budaya asli Indonesia yang tidak boleh terhapus dari Indonesia mengingat bahwa kerja bersama lintas Agama itu akan menghilangkan sekat-sekat solidaritas yang selama ini mengganggu persatuan Indonesia, " ungkap Ketua KSB Bapak Suliyan di sela-sela kerja gotong-royong antar ormas pemuda lintas agama, membersihkan Rumah Ibadah.
Peserta yang hadir, 50 orang di pimpin langsung Ketua Komunitas Sahabat Babinsa (KSB), Bpk Suliyan yang juga merupakan anggota Koramil 12/Banyubiru Kodim 0714/Salatiga. Peserta dari Dr Mbolang Club Ambarawa, APC Jateng, SH Terate Ranting Bawen, PP PAC Jambu, Ruzky Lumintu Laz Getasan, PP PAC Pabelan, Omamy Loundry Banyubiru, PT PCB Jateng, R.M Bu Toha Tingkir, PP PAC Tengaran dan Relawan perorangan lainnya, Sekdes Kebondowo Ani Nuraeni, Kadus Kebonsari Erawati, Bpk Nasrodin Takmir Masjid dan beberapa Jama'ah stempat, Bpk Suwandi pengutus Gereja dan beberapa Jemaat serta Tukang batu stempat di Musholla yang sedang dibangun.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan material berupa semen yang dihimpun kusus dari Warga
KSB untuk membantu pembangunan/ renovasi Rumah Ibadah yang dilaksanakan sebulan sekali.
“Kami sungguh menaruh hormat kepada Oramas Pemuda Warga KSB yang memotori kegiatan hari ini dengan membersihkan Rumah Ibadah. Tanpa gerakan bersih-bersih Rumah Ibadah antar Ormas Pemuda lintas agama sepert ini, gotong-royong hanya sebagai nilai luhur yang adanya di awang-awang dan tidak membumi, ” terang Bpk Suliyan.
Bpk Suliyan menjelaskan lebih lanjut bahwa, kerja gotong-royong ini juga mengingatkan kaum pemuda akan tradisi bangsa Indonesia yang telah dilakukan sejak dulu yakni toleransi. Tanpa toleransi, gerakan gotong-royong tidak mungkin akan terlaksana.
Secara sederhana, kegiatan bersih-bersih Rumah Ibadah menghapus secara perlahan jarak yang telah terbangun oleh perbedaan agama dan secara tidak sadar menolak kebinekaan.
“Kami sungguh melihat juga apa yang diteladani Ormas Pemuda Warga KSB yang terlibat dalam gerakan ini dengan membersihkan Rumah Ibadah. Yang jelas kegiatan semacam ini memberikan contoh bagi kita semua pentingnya kerja gotong-royong yang akan menghilangkan sekat-sekat perbedaan dan eksklusivisme, ” tegas Bpk Suliyan selaku Ketua KSB.
Salah satu bagian dari Warga Komunitas Sahabat Babinsa (KSB) Agung menambahkan, bahwa disadari atau tidak, masih banyak nilai-nilai gotong-royong yang belum dipahami. Apa yang dilakukan bersama oleh Pemuda Ormas Warga KSB dengan bersih-bersih Rumah Ibadah hanyalah dari serangkaian kegiatan gotong-royong berbasiskan pada kebinekaan, kemajemukan dan keberagaman.
"Dengan kerja sama seperti ini sesering mungkin, kesalahpahaman akan mudah dihindari. Namun, jika para pemuda lintas agama tidak pernah bertemu dan melakukan karya nyata, masing-masing akan mudah dipengaruhi oleh pihak lain. Kita berharap para tokoh nasional dan elit politik akan melakukan hal yang sama, " pungkas Agung.
Jurnalist : JNI JIS Agung